Langsung ke konten utama

Kasih Yang Kekal

KASIH YANG KEKAL

Yeremia 31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.

Bulan ini adalah bulan kasih sayang menurut kebiasaan dunia. Pada setiap tanggal 14 February orang-orang dunia merayakan yang namanya hari valentine, hari kasih sayang katanya. Kalau saya pribadi, saya tidak begitu membedakan bulan ini dengan bulan lainnya karena bagi saya, kasih sayang tidak akan pernah di batasi oleh waktu dan tidak ada waktu-waktu tertentu untuk merayakannya. Justru saya khawatir tanggal ini banyak digunakan orang untuk pesta pora dan melakukan dosa perzinahan.
Kasih manusia tidak sama dengan kasih Tuhan, kasih Tuhan itu pasti dan kekal, tetapi kasih manusia tidak pernah kekal. Kasih manusia bisa luntur seiring dengan waktu, bisa muncul seketika dan bisa hilang pula seketika. Maka jangan heran kalau di televisi dan di surat kabar kita membaca banyak berita perceraian.

Ada tiga jenis kasih yang kita kenal yaitu kasih eros, kasih phileo dan kasih agape.
Kasih "Eros" adalah kasih yang berada pada tingkat paling rendah karena di kenal dengan kasih yang cenderung kearah hawa nafsu dan kedagingan. Biasanya kasih ini tidak bertahan lama, karena kedagingan manusia senantiasa menuntut akan hal yang baru. Orang yang tidak hidup dalam Tuhan akan sangat rentan jatuh dalam kasih jenis ini. Kasih eros penuh dengan hasrat dan tuntutan. Hasrat tidak terpenuhi maka kasih inipun akan hilang.

Kasih "Phileo" adalah kasih persaudaraan kasih ini nilainya lebih tinggi dari kasih eros. Namun kasih ini cenderung mengandung pamrih, kasih yang bersifat timbal balik. Jika kamu mengasihi aku maka akupun akan mengasihi kamu. Pada umumnya kasih ini didasari oleh kesetiakawanan atau kekerabatan. Kasih ini juga sangat rentan untuk pudar, karena kasih ini akan hilang sekejab pada saat timbul perselisihan, kelaparan dan aniaya.

Kasih “Agape,” adalah kasih yang tertinggi, yakni kasih ilahi, kasih yang murni dan sejati. Kasih yang tidak menuntut, dan tidak mementingkan diri sendiri. Kasih ini bersifat kekal dan tidak akan pernah luntur. Kasih jenis ini rela berkorban, bahkan nyawanya sendiripun di berikannya untuk orang yang di kasihinya.

Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa DIA mengasihi kita dengan kasih jenis ini. Apapun Tuhan korbankan untuk kita. DIA Tuhan yang maha kuasa rela merendahkan diri-Nya menjadi manusia untuk merasakan kelemahan-kelemahan kita. Dia rela melepaskan segala kemuliaan-Nya dan mengosongkan dirinya untuk kita dan menjadi sama dengan kita. Bahkan akhirnya Dia menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan kita. Itu semua dilakukannya bukan untuk kepentingan-Nya. Tapi itu semua untuk kepentingan kita. Kita yang terbuat dari debu tanah ini begitu berharga di mata Tuhan. Bahkan Tuhan katakan tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya.

Roma 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

Benar-benar Tuhan yang luar biasa bukan? Mengapa Tuhan Yesus memiliki kasih yang luar biasa itu? Itu karena Dia meniru teladan Bapa. Kita perhatikan ayat dibawah :

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Dari ayat diatas kita bisa membayangkan betapa berharganya kita di mata Tuhan. Sejak manusia jatuh kedalam dosa, manusia hidup dalam kuasa maut. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya, dosa manusia hanya dapat di sucikan dan di tebus oleh darah. Itulah sebabnya pada zaman perjanjian lama, pada waktu-waktu tertentu orang Israel mempersembahkan hewan sebagai korban sembelihan dan mencurahkan darahnya untuk pengudusan. Bapa tahu bahwa itu belum cukup dan belum sempurna. Penebusan dan penyucian sempurna hanya ada dalam darah Yesus. Karena Dia tidak bercacat dan tidak bernoda. Dosa harus di tebus oleh darah yang suci dan tidak cacat. Itulah sebabnya mengapa Yesus harus mati. Banyak orang yang tidak memahami mengapa Yesus harus datang ke bumi. Mereka hanya menganggap bahwa Yesus datang hanya sebagai utusan Tuhan atau Nabi sehingga akhirnya mereka tidak mengakui kalau Yesus mati di salibkan.
Bapa mengutus Yesus ke dunia bukan sebagai nabi, tapi Bapa mengutus Yesus untuk membawa berita keselamatan dan dengan darah-Nya yang suci menebus manusia dari kuasa maut. Namun maut tidak berkuasa atas Yesus sebab pada hari yang ketiga Yesus bangkit dari kematian dan maut telah di kalahkan, dan Dia merebut kunci maut dari iblis (Wahyu 1:18).

Saudaraku, dengan apakah kita bisa membalas kasih Yesus itu? Tidak ada! Apapun yang kita miliki tidak bisa menebus kita dari kuasa maut. Dan bahkan sebenarnya kita pun tidak memiliki apa-apa. Jika kita memiliki harta saat ini, ingatlah bahwa itu sebenarnya bukan milik kita. Tuhanlah yang mengaruniakannya kepada kita. Jadi, benarlah bahwa kasih Tuhan itu murni, sebab Dia tidak mengharapkan apa-apa dari kita. Dia hanya ingin kita percaya kepada-Nya dan hidup dalam kebenaran-Nya, dan itupun bukan demi kepentingan-Nya melainkan demi kepentingan kita, agar kita selamat. Tuhan Yesus meniru teladan Bapa dan Tuhan Yesuspun ingin kita meniru teladan-Nya. Tuhan ingin kita memiliki kasih yang sama seperti kasih-Nya.

Suatu ketika Tuhan Yesus memanggil Petrus dan bertanya kepadanya sebanyak tiga kali "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:15-17). Tuhan Yesus bertanya sebanyak tiga kali karena jawaban Petrus tidak memuaskan. Tuhan ingin Petrus mengasini-Nya dengan kasih yang murni, tanpa pamrih, yaitu kasih Agape. Namun Petrus menjawab dengan kasih persaudaraan, sebatas kasih persaudaraan yaitu kasih dan kesetiaan seorang murid terhadap gurunya. Namun pada pertanyaan yang ketiga kali, Petrus merasa sedih karena ia sudah mengerti apa yang di maksud oleh gurunya.

Saudaraku, satu hal yang saya lihat dari kisah ini, yaitu Tuhan menuntut seorang gembala harus memiliki kasih agape, yaitu kasih yang murni, tulus dan tanpa pamrih. Menjadi gembala (hamba Tuhan/pendeta/sintua/pelayan) tidak boleh karena mengharapkan sesuatu. Itulah sebabnya sebelum saudara memilih pelayanan ini, harus koreksi dulu apakah siap menggembalakan domba-domba Tuhan tanpa pamrih.

Akhirnya, Tuhan menuntut kasih ini bukan saja kepada para Gembala. Tuhan juga meminta agar setiap umat Tuhan hidup dalam kasih ini.

Matius 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Hanya kasih agapelah yang bisa mengasihi dan berdoa untuk musuhnya. Mari kita koreksi diri kita apakah kita masih membenci musuh kita, dan tidak mau berdoa untuk mereka? Jika ya berarti kita masih belum memiliki kasih ini. Itu artinya kita masih mengharapkan imbalan dari orang lain, minimal kasih dibalas dengan kasih. Sejujurnya, tidaklah gampang memiliki kasih seperti ini, saya tidak berani mengaku kalau saya telah memiliki kasih ini. Namun dengan meminta pertolongan dari Tuhan Yesus, kita pasti mampu melakukannya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
 
http://www.renungan-kristen.com/renungan-umum/kasih-yang-kekal

Postingan populer dari blog ini

Kristen Kupu-Kupu atau Lebah

"Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya  seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya." (Ulangan 17:19) Apakah Anda belajar Alkitab seperti kupu-kupu ataukah lebah? Kupu-kupu beterbangan kesana kemari sambil hinggap di bunga-bunga. Menghisap hanya bagian atas dan puas hanya mendapatkan bagian atasnya saja. Manusia menikmati permainan lincah yang diperagakannya. Tetapi di bagian lain ada seekor lebah yang tidak beranjak dari dalam sekuntum bunga? Apa yang dikerjakannya? Tidur? Tidak! Dengan tenang dan meyakinkan ia makan sampai ke dalam sari bunga itu. Dan tidak berhenti sampai ia puas mendapatkan apa yang diinginkannya. Suatu saat musim dingin tiba, kupu-kupu itu mati dalam kelaparan, tetapi si lebah tetap bertahan hidup sebab makanan yang masih tersedia di dalam dirinya. Anda menjadi Kristen yang bertipe kupu-kupu ataukah lebah? Apakah Anda puas

Pelayanan Yata Ministry di Gereja Galilea Rutan Klas1 Cipinang

Khotbah Doa Syafaat Oleh Bp.Pdt.Simon Boyo. S,Th Kesaksian Pujian Oleh Warbin Rutan Klas1 Cipinang Penyalaan lilin Dancer dari TPI.GIA-Ps.Minggu turut mengisi Acara Doa Berkat Saat Mendengarkan Firman Tuhan Yg di sampaikan oleh Bp.Pdt.D.Musa.Hukubun.S,Th suasana Pujian Penyembahan Penyalaan Lilin oleh Johny Rimba